You Never Know..

Jika kamu bertanya blog apa ini, aku akan menjawabnya secara jujur. Apapun yang kamu inginkan, tulis saja dikomentar pasti akan ada disini.
Aku tak tau apakah kamu pernah berkunjung ke blog ku atau sekedar iseng atau entahlah. Ya, ini memang sangat tidak penting, dan hari ini aku kembali untuk kembali dengan semua kegalauan ku.

Hai. Apa kabar kalian? Semoga semua dalam keadaan baik.
Kalian saat ini hanya ingin aku tujukan untuk satu keluarga itu, seandainya kamu sadar.

Juli 2014 entah kenapa cepat sekali berlalu. Hanya satu waktu itu aku bahagia bisa bertemu dengan mu, walaupun ya aku tau, tak sama sekali matamu melihat ke arahku, sama sekali. Jika kamu ingin tau, dan aku akan memberitahu mu, tak sedetik pun mataku beralih darimu K. Lupakan Juli.

Jangan beritahu aku jika aku alay, pada kenyataannya kehidupan ku memang begitu.
Agustus. Memandang bulan ini ditahun 2014 seperti ingin aku menghentikan waktu. 17 tahun orang yang sering mengacuhkan ku terlahir di dunia ini. Tuhan, aku berharap lebih pada hari itu.
Sejak Juli, aku sudah merencanakan apa yang ingin aku lakukan pada hari itu. Tapi aku tau, Tuhan tak pernah menakdirkan ku untuk kembali.
Sekuat hati aku memaksa untuk tak mengucapkan selamat ulang tahun seperti biasa menjadi orang pertama. Seperti janji kita dulu, aku ingin menjadi yang terakhir.
Setengah 8 malam, aku bersama dua sahabatku, masih menjelajah kota malam Jogja, mencari sepotong kue untukmu. Dapat. Berniat menyingkat waktu, aku lewat jalan yang baru satu kali aku lewati, pastinya kesasar.
Setengah 9 aku masih berputar dijalanan. Yang aku rasakan, Tuhan sedang mempermainkanku dalam sebuah lingkaran. 9 malam baru aku bisa keluar dari labirin dan kembali ke jalan awal, atau malah lebih jauh. Aku melihatmu. Ya menyebrang menuju rumah di depanmu. Entah apa yang kamu lakukan.

Aku tau kedua sahabatku sangatsangatsangat kelelahan, dan ya mereka memarahiku. "Koe ngapa to Is?-_-" itu yang selalu mereka katakan dari awal. Kebodohan sudah meracuniku, K. Lelah berputar-putar di jalan yang sama entah kenapa sama sekali tidak kurasakan. Yang aku ingin hanya mengucapkan kalimat itu di depanmu langsung.
Aku tau ini sia-sia, sangat. Tetanggamu membantuku, aku sungguh minta maaf.
Tidak ada satu menit, dibandingkan dengan perjalan yang aku tempuh dan harus pulang dengan basah kuyup, mungkin bukan urusanmu. "Selamat ulang tahun", "Jangan gitu, udah buruan ditiup aku terus pergi, Kev", "Makasih, pulang dulu ya, ini bawa".
Aku berlalu dengan semua perasaan yang tak pernah bisa aku hilangkan. Sakit ini mungkin pernah kamu rasakan, tapi.... coba saja temukan jawabannya.

Selamat Ulang Tahun Kesayangan, sehat selalu, panjang umur, berbakti sama Ibu, bisa bahagian keluarga, terus ngejaga Inas, Andit sama Ibu. Semoga harapan dan citamu dapat kamu raih, selalu bahagia dengan kehidupanmu, jangan lupakan kita, Kak. Maaf udah malu-maluin.