Bimbang, Katanya Sekali Lagi.
Dua hari lalu, atau tiga hari lalu, aku tidak bisa berhitung. Intinya, sewaktu dia meninggalkan jejaknya di Jogja, aku kacau. Aku tau aku selalu kacau, tapi aku tidak suka dengan kekacauan yang seperti ini. Dia akan senang sekali teronggok di otak dan hatiku sepanjang hari dalam beberapa bulan sampai, entah sampai kapan.
"Mungkin aku akan mengatakannya, mak. Seperti yang aku lakukan sebelum-sebelumnya," ku awali rintik air mataku di sayap barat GSP.
"Hmm, ya gapapa. Asal kamu juga udah siap dengan segala resiko dan akhirnya," ya. Hanya jawaban itu yang akan ku dapatkan. Dan aku tau.
Aku mulai berekspektasi dengan otakku, apa dan bagaimana nanti semua akan berjalan. Dari pagi hingga nanti kita (mungkin) tidak akan berbincang seperti biasanya, lagi. Katanya, "Jika dia mencintaimu, kamu akan tenang. Jika tidak, kau akan bingung," dan kemudian ini yang terjadi.
Lalu, seharusnya kau disini. Menghapus gusarku, menghapus bimbang ku, menjawab seluruh pertanyaanku. Hanya seharusnya, jika tidak, (mungkin) aku tak apa. Aku tetap akan baik-baik saja. Mengumbar hati, lalu tersakiti.
Terseok bangkit, mengumbar hati, tersakiti sekali lagi.
Terseok bangkit, mengumbar hati, tersakiti lagi.
Begitu seterusnya. Tidak apa.
"Mungkin aku akan mengatakannya, mak. Seperti yang aku lakukan sebelum-sebelumnya," ku awali rintik air mataku di sayap barat GSP.
"Hmm, ya gapapa. Asal kamu juga udah siap dengan segala resiko dan akhirnya," ya. Hanya jawaban itu yang akan ku dapatkan. Dan aku tau.
Aku mulai berekspektasi dengan otakku, apa dan bagaimana nanti semua akan berjalan. Dari pagi hingga nanti kita (mungkin) tidak akan berbincang seperti biasanya, lagi. Katanya, "Jika dia mencintaimu, kamu akan tenang. Jika tidak, kau akan bingung," dan kemudian ini yang terjadi.
Lalu, seharusnya kau disini. Menghapus gusarku, menghapus bimbang ku, menjawab seluruh pertanyaanku. Hanya seharusnya, jika tidak, (mungkin) aku tak apa. Aku tetap akan baik-baik saja. Mengumbar hati, lalu tersakiti.
Terseok bangkit, mengumbar hati, tersakiti sekali lagi.
Terseok bangkit, mengumbar hati, tersakiti lagi.
Begitu seterusnya. Tidak apa.