Jena

 Aku mendaki mu, 
Jauh sampai patah kaki,
Sedang kau mati suri,
Berdendang Sendiri.
-Tuhan Sebut Sia-sia-

Aku boleh bertanya? Apa yang kamu lakukan di Jogja? Sedang apa dengan segala storymu itu?

Memang sebuah hak untuk mu untuk memposting segala hal di media sosial mu, tapi bukankah itu hal yang sangat tidak sopan ketika kau bertandang ke kota ini tanpa menyapaku sekalipun. Apa yang tengah salah dengan hubungan kita saat ini?

Berengsek memang.

Apa yang salah dengan mengungkapkan keinginan ku? Kalau kamu mau kamu sangat boleh mengutarakannya. Toh memang pada akhirnya kamu yang akan memutuskan, aku tidak bisa melakukan hal yang bukan menjadi ranahku bukan.

Ah aku sudah mulai melantur.

Kalaupun seandainya kamu menjadi pembaca disana, katakan. Apapun itu, aku ingin melihat itu langsung dari mu. Aku ingin mengetahui kenapa, apa, dan bagaimana hal itu berjalan suram.

Maafkan aku tidak lagi memiliki platform untuk berkeluh kesah,

And I only have you, blog.

It really wasnt easy thing for me,

Sorry one again, I miss you.